Teknologi budidaya udang skala rumah tangga ini merupakan modifikasi tambak dengan mengatur volume atau luas petidak pembesaran udang untuk sanggup menerapkan tenologi budidaya yg baik dan benar (CBIB), dengan modal perjuangan yg kecil. Lokasi tambak skala rumah tangga sanggup dilakukan pada daerah estuarin mulai daerah erat garis pantai sampai menjorok ke daratan selama masih mendapat sumber air payau. Penggunaan prasarana tambak sanggup diubahsuaikan dengan keterseiaan sumber energi. Penyesuaian sarana budidaya dengan keterseiaan sarana sumber energi listrik/diesel sehingga sanggup diterapkan disemua lokasi daerah tambak. alat aerasi pengelolaan air (aerasi) sanggup dilakukan melalui penemuan atau modifikasi peralatan mekanik sehingga sanggup mekegunaankan sumber energi listrik diesel, PLN dengan kapasitas 220 volt dan 330 volt. Teknologi budidaya udang skala rumah tangga sbb :
- Mekegunaankan lahan tambak pada daerah estuarine.
- Desain tata letidak tambak menerapkan konsep biosekuriti untuk mengendalikan abses penyakit, dengan mengmaksimalkan tata letidak tambak yg ada sehingga sanggup menekan biaya produksi.
- Desain ukuran petidak pembesaran antara 500-2000 m2 untuk megampangkan pengelolaan air.
- Konstruksi tambak dibangun dengan prinsip kedap dan tidak keruh dikala penggunaan kincir, sehingga sanggup terbuat dari tambak tanah, pasir dan tambak yg dilapisi (lining) plastic, semen dan materi lainnya yg direkomendasikan.
- Menggunakan sistem budidaya semi tertutup dengan tingkat teknologi semi intensif sampai intensif dengan kapasitas produksi 0,5-1 kg/m2yg diubahsuaikan dengan keterseiaan sarana aerasi. Total produksi persatuan luas sanggup dilakukan dengan panen parsial.
- Menggunakan materi prasarana dan sarana budidaya udang yg direkomendasikan oleh otoritas kompeten sesuai standar CBIB.
- Pengelolaan lingkungan meia budidaya secara baik untuk mengendalikan kualitas air yg maksimal serta dan stabil selama proses budidaya yg diubahsuaikan dengan jenis dan jumlah keterseiaan sarana budidaya.
- Tetap menjaga keseimbangan lingkungan daerah budidaya dengan mekegunaankan aktifitas biologi (probiotik) pada petidak pemeliharaan dan petidak pengolah limbah (makroalga) sebagai biofilter untuk memperbaiki kualitas air buang.
Alat dan materi
Peralatan yg dipakai merupakan penemuan modifikasi peralatan l dengan biaya yg murah sesuai dengan karakteristik lokasi tambak :
- Untuk lokasi daerah tambak yg terseia jaringan listrik 3 phase (330 volt) sanggup memakai kincir/pompa dengan tipe motor 3 phase (330 volt) atau tipe motor 1 phase (220 volt).
- Untuk lokasi daerah tambak yg terseia jaringan listrik 1 phase atau 220 volt, memakai motor kincir/pompa 1 phase atau 220 volt
- Untuk lokasi daerah tambak yg belum ada jaringan listrik sanggup memakai sumber energi dari diesel untuk pencetus kincir atau pompa
Bahan yg dipakai yaitu sarana budidaya meliputi, benih udang vaname, pakan udang, probiotik, feed additive, pupuk dan materi lainnya sesuai dengan standar baku dan telah direkomendasikan oleh pihak otoritas kompeten untuk menjaga kualitas lingkungan dan produksi udang yg berkualitas (foot savety).
Panen
Panen udang pada perjuangan skala rakyat ini dilakukan apabila udang sudah mencapai ukuran konsumsi dengan margin harga yg tinggi. Panen biasanya dilakukan bila udang sudah mencapai ukuran 80 ekor/kg dengan masa pemeliharaan telah 70 hari.
Ada dua sistem panen yaitu panen parsial dan sistem panen total. Panen parsial dilakukan untuk mengurangi kepadatan atau biomas udang bila sudah mencapai 1 kg/m2 atau 10 ton/Ha. Jumlah udang yg di panen parsial yaitu 25-30% dari estimasi total biomas udang dalam tambak. sebagai referensi penebaran udang 100 ekor/m2. Apa bila sudah mencapai ukuran 10 g per ekor (1 kg/m2) dan mengatakan bahwa oksigen terlarut turun sampai 3 ppm, perlu dilkukan panen parsial sebanyak 30% atau sekitar 0,3 kg/m2. Panen pasrsial berikutnya dilakukan sekitar 2-3 ahad berikutnya dengan perhitungan estimasi biomas 1 kg/m2.
Tabel 1. Hasil kajian di tambak Pekalongan thn. 2017-2018
Keterangan | Siklus I | Siklus II | Siklus III |
Musim tanam | Feb- Juni | Juli-Nopember | Maret-Agustus |
Jml Tebar (ekor) | 250.000 | 275.000 | 300.000 |
Umur panen (hari) | 92 | 97 | 93 |
Ukuran panen (g) | 14,5 | 16,6 | 15 |
Size (ekor/kg) | 68 | 64 | 67 |
SR (%) | 88 | 98 | 90 |
Jml Panen (kg) | 3.250 | 4.200 | 4.050 |
Biaya produksi (Rp) | 90.000.000 | 120.000.000 | 150.000.000 |
Pendapatan (Rp) | 146.250.000 | 193.200.000 | 263.250.000 |
Keuntungan (Rp) | 56.250.000 | 73.200.000 | 113.250.000 |
Tabel 2. Produksi udang pada tambak 500 m2 dan 1000m2 di Jepara thn. 2017-2018
Uraian | Tambak 1000 m2 | Tambak 500 m2 |
Jml Tebar (ekor) | 100.000 | 50.000 |
Umur panen (hari) | 80 | 75 |
Ukuran panen (g) | 14 | 12 |
Size (ekor/kg) | 71,4 | 83 |
SR (%) | 85 | 95 |
Jml Panen (kg) | 1.190 | 546 |
Biaya produksi (Rp) | 42.962.400 | 20.355.320 |
Pendapatan (Rp) | 77.350.000 | 32.760.000 |
Keuntungan (Rp) | 34.387.600 | 12.404.680 |
Tabel 3. Produksi tambak skala rumah tangga di Pekalongan (periode April- Agustus 2017)
Petidak | luas | Jml tebar | Panen parsial I | Panen parsial II | Panen parsial III | Panen Total est | ||||||||
doc | size | Jml kg | doc | size | Jml kg | doc | size | Jml kg | doc | size | Jml kg | |||
Ai | 1.000 | 100.000 | 66 | 73 | 250 | 78 | 58 | 250 | 92 | 48 | 250 | 106 | 41 | 1.104 |
A2 | 1000 | 100.000 | 66 | 73 | 250 | 78 | 58 | 250 | 92 | 48 | 250 | 106 | 40 | 1.131 |
A3 | 900 | 100.000 | 66 | 81 | 250 | 78 | 62 | 250 | 92 | 50 | 50 | 106 | 42 | 994 |
A4 | 900 | 100.000 | 66 | 81 | 50 | 78 | 62 | 250 | 92 | 50 | 250 | 06 | 42 | 994 |
Komentar
Posting Komentar