Permintaan pasar Indonesia terhadap ikan terutama pada udang baik domestik maupun export terbilang cukup tinggi. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya para pembudidaya udang yg ada di Indonesia. Peluang inilah yg harus di ambil bagi para pengusaha terutama di bidang agribisnis.
Air tawar yg digunakan dalam konsep budidaya udang vannamei di sini bukan air tawar layaknya di pedalaman atau air tawar murni, tetapi air tawar yg hanya mengandung sedikit garam sangatlah cocok dengan persyaratan hidup udang vannamei. Sebab sedikitnya kandungan garam dalam air sehingga rasanya mendekati air tawar.
Udang ialah binatang euryhaline sehingga sanggup menyesuaikan diri pada kisaran salinitas/ kadar garam yg besar sekitar 0,5 sampai 50 promil. Oleh alasannya yaitu itu udang vannamei sanggup dikembangbiakkan pada tingkat keasinan yg rendah atau malah mendekati tawar. Tetapi bukan berarti udang vannamei sanggup dipelihara di tanah pedalaman. Udang tsb selama ini masih banyak masyarakat membudidayakannya pada kolam pesisir dengan air tawar atau bersalinitas rendah.
Kecuali itu kepadatan udang dan ukuran panen udang yg sanggup dicapai juga terbatas. Lazimnya para pembudidaya air tawar hanya sanggup memelihara kira-kira 6,6 – 12,5 gram saja, atau kira-kira size 150 – 80 ekor /kg.
Tahap Budidaya Udang Vannamaei
Dalam pembudidayaan udang ini terdapat 2 tahap yaitu, tahap pendederan dan tahap pembesaran. Berikut ini metode pembudidayaan udang vannamei dalam air tawar:
1). Pendederan Benur Udang Vannamei
Langkah penyebaran benih ialah langkah penentu dari kelanjutan perjuangan pengembangbiakkan alasannya yaitu langkah ini ialah progres pembiasaan benur dari lingkungan yg salinitasnya tinggi ke lingkungan yg nantinya bersalinitas mendekati nol (0).
Pada umumnya benur/benih udang yg dibeli dari hatchery mempunyai salinitas sekitar 30 promil. Benur tsb kemudian disebar di petidakan yg salinitasnya hampir seakan-akan dengan di hatchery ialah kira-kira 30 permil. Kemuiaan lakukan penambahan air tawar pelan – pelan selama 10 sampai 14 hari, sehingga salinitasnya mendekati 0,5 ppt.
Air yg digunakan untuk kucuran sebaiknya berasal dari petidak yg air tawarnya akan digunakan untuk membesarkan udang nantinya. Harapannya pembiasaan sanggup lebih total. Jika kolam penyebaran benih hanya mempunyai air tawar, maka wajib mendatangkan air laut. Jangan menambahkan garam untuk membikin air maritim tiruan. Bisa juga mengaplikasikan air asin dari tambak garam, selanjutnya air tsb diencerkan.
2). Pembesaran Udang Vannamei
Tahap pembesaran, unsur yg tidak kalah urgent pada budidaya udang vannamei dalam air tawar ialah mempertahankan alkalinitas dan salinitas sekitar 0,5 ppt. Sehingga dibutuhkan penerapan pengapuran dan penambahan berkala garam grosok sangat dibutuhkan sekitar 200 kg per pekan. Ini untuk mengantisipasi hilangnya garam alasannya yaitu progres pergantian air.
Pengembangbiakkan, cara ini pada biasanya ditujukan untuk memenuhi konsumsi pasar lokal alasannya yaitu rata-rata udang dipelihara antara umur 50 sampai 90 hari dengan ukuran 100 sampai 200 ekor/kg. Ada pula yg sampai ukuran 70 ekor/ kg dengan umur berkisar 110 sampai 120 hari.
Variasi besar kecilnya ukuran, tonase, angka kehidupan (SR) tergantung dari kualitas benur, kepadatan dan masa pembiasaan serta unsur penyokong lainnya. Kepadatan 10 – 15 ekor/m2 memungkinkan untuk tidak mengaplikasikan kincir dengan masa yg dibutuhkan untuk budidaya ialah 75 hari. Untuk kepadatan 25 ekor/m2 wajib sudah mengaplikasikan kincir menjelang umur 25 hari. Sedangkan untuk kepadatan 40 ekor/m2, kincir wajib telah operasi sejak udang berusia 7 hari. Kondisi persiapan rencana pakan dalam keadaan standar.
Kunci Sukses Budidaya Udang Vannamei
Berikut ini ialah 7 kunci berhasil budidaya udang vannamei yg wajib di amati :
1). Prosedur Aklimatisasi dan Penebaran
Monitoring ketat mekanisme aklimatisasi dan penebaran alasannya yaitu biasanya benur dari hatchery bersainitas tinggi dan wajib iadaptasikan ke salinitas rendah yg komposisi ioniknya berbeda
2). Lokasi Tambak
Untuk pengembangbiakkan di dalam tambak, letidak tambak wajib berada pada daerah estuarine yg masih terkena pengaruh pasang surut. Kekuatan ini terkait dengan keperluan akan kadar ion garam yg dibutuhkan dalam budidaya udang vannamei.
3). Benur Setidaknya di Atas PL10
Seharusnya anakan atau benih udang telah bercabang filamen insang yg meluas alasannya yaitu insang sangatlah berperan urgent dalam osmoregulasi udang. Sudah tampung tata tertib benur terkait dengan jumlah permukaan insang yg terseia buat osmoregulasi. Sebelum PL10, insang mempunyai cabang sedikit sehingga toleransinya terbatas terhadap salinitas rendah.
4). Benur Udang Vannamei Diubahsuaikan Perhatikan ke Salinitas Rendah (Tawar)
Penurunan salinitas sebaiknya dilakukan mulai PL10 secara bertahap. Penurunan salinitas sanggup dilakukan dengan penurunan salinitas sebanyak 1-2 ppt perharinya sehingga akan didapat ukuran tebar benih ialah sekitar PL 30-40.
5). Kadar Ion Garam dan Mineral
Beberapa keadaan kadar ion garam dan mineral di tambak/kolam yg akan dijalankan pendederan udang vaname. Beberapa petani tambak mengalami hambatan dalam melaksanakan budidaya ini alasannya yaitu kadar ion dan mineral yg dibutuhkan untuk progres tumbuh kembang tidak terdapat pada sumber airnya. Salah satu jalan keluar yg biasanya dilakukan para petani untuk menuntaskan kasus ini ialah dengan melaksanakan penambahan ion dan mineral yg dibutuhkan.
6). Gizi Sistem
Perlu mencatat data keperluan nutrien/gizi pakan yg spesifik untuk lingkungan salinitas rendah.
7). Cluster
Untuk mengurangi resiko nanah penyakit sebaiknya dibentuk cara cluster sehingga penyebaran penyakit sanggup lebih dibatasi. Sekalipun pengembangbiakkan udang vannamei sanggup dijalankan di air tawar tetapi urgent diingat bahwa dalam pemeliharaan udang vannamei di air tawar ialah kandungan ion dan mineral yg diperluan buat progres tumbuh kembang udang vannamei.
Sumber http://www.budidayaikan99.com/
Komentar
Posting Komentar