Kakap putih ikan unggul yg mempunyai pangsa pasar domestik maupun internasional (ekspor) yg cukup luas. Salah satu teknik budidaya yg digunakan dalam perjuangan budidaya ikan kakap putih yaitu keramba jaring apung atau dikenal dengan sebutan KJA.
Keramba jaring apung (KJA) merupakan salah satu wadah yg digunakan untuk budidaya ikan yg ditempatkan dalam tubuh air dalam yg paling produktif untuk diterapkan terutama untuk membudidayakan komoditas perikanan laut.
Keunggulan
Keramba jaring apung (KJA) merupakan salah satu wadah yg digunakan untuk budidaya ikan yg ditempatkan dalam tubuh air dalam yg paling produktif untuk diterapkan terutama untuk membudidayakan komoditas perikanan laut.
Keunggulan
- Kompatibel dan tidak bersaing dengan sistem produksi ikan lainnya.
- Ideal diterapkan di perairan terbuka.
- Dapat diterapkan pada seluruh spesies ikan.
- Mudah dikendalikan.
- Praktis dipindahkan lokasinya.
- Mudah dilakukan pemanenan.
- Lebih terjangkau dalam biaya produksi.
Ukuran KJA yg digunakan dalam perjuangan budidaya kakap putih yg umum digunakan yaitu ukuran rakit 2 x 2 meter, 4 x 4 meter, 5 x 5 meter, 6 x 6 meter, 7 x 7 meter, 8 x 8 meter, atau 10 x 10 meter dengan ukuran keramba 3 x 3 x 3 meter atau 5 x 5 x 3 meter. Sedangkan ukuran mata jaring diubahsuaikan dengan ukuran ikan yg dipelihara, dengan patokan tidak melebihi jarak kedua mata ikan.
Syarat dan Spesifikasi
- Rakit KJA dibentuk dari bambu, kayu, atau materi HDPE (High Density Polyethylene) sejenis plastic.
- Rakit terbuat dari HDPE tidak perlu pelampung, sedangkan pelambung dibentuk dari bambu bulat, balok kayu, drum, ban bekas, dan sterofoam.
- Jangkar dibentuk dari kantong yg diisi pasir, kerikil yg dibungkus, besi, kayu, beton cetidak atapun logam. Bobot jangkar yg digunakan ditentukan oleh arus dan angina, bentuk substrat, serta tekstur substrat dasar perairan.
- Bahan untuk menciptakan keramba harus bersifat tahan terhadap air tawar atau air bahari dan sanggup menahan beban, terutama pada dikala panen. Jaring yg umum dibentuk keramba yaitu jaring polietilen (jaring yg digunakan untuk alat tangkap trawl) serta sanggup juga memakai jaring kawat terbungkus plastic.
Tahapan
Pendederan
Pada dikala benih akan ditebar dalam keramba jaring apung harus di aklimatisasi terlebih dahulu dengan cara membuka kemasan benih dan meletidakkannya di sisi keramba selama ½ jam hingga 1 jam biar terjadi adaptasi terhadap suhu lingkungan secara perlahan. Padat penebaran benih ikan tsb sebanyak 60-70 ekor per m3. Pemberian pakan secara ad libitum (sampai kenyg) sebanyak 10-15% per hari dari total biomassa ikan dengan frekuensi proteksi pakan yaitu 3 kali per hari. Pakan yg diberikan yaitu pakan alami menyerupai ikan rucah atau cuilan udang. Namun membiasakan ikan memakan pakan buatan. Pemeliharaan pendederan dilakukan selama 2-3 bulan.
Pembesaran
Setelah dipelihara 2-3 bulan, kakap putih sanggup mencapai ukuran berat 60-70 gram per ekor. Sehingga ikan tsb sanggup dipindahkan ke keramba pembesaran. Pada keramba pembesaran, padat penebarannya sebanyak 40-50 ekor per m3. Pemberian pakan pada tahap ini sebanyak 2 kali sehari dengan frekuensi pakan 4-10% berupa pakan alami ataupun pakan buatan seperi pelet. Pada tahap pembesaran, diberikan pula vitamin menyerupai amolovit dengan takaran 1 g/kg pakan dan probiotik 1-2 cc/kg pakan yg dicampurkan kedalam pakan yg diberikan setiap minggunya.
Pemanenan
Pada umur 6-7 bulan, ikan kakap sanggup dipanen sebab sudah mempunyai ukuran konsumsi, yaitu sebesar 500-700 gram per ekor.
Sumber http://www.budidayaikan99.com/
Komentar
Posting Komentar