Ikan sidat merupakan salah satu ikan famili Anguillidae yg berpotensi untuk dibudidayakan di Indonesia. Ikan sidat mempunyai kandungan gizi yg tinggi yaitu protein, vitamin, asam lemak ibarat omega, dan unsur mikro ibarat Zn. Awalnya ikan ini dikenal oleh masyarakat Jepang sebagai unagi yg menjadi salah satu lauk favorit masakan khas negara tsb.
Akibat undangan unagi yg semakin meningkat mengakibatkan produktivitas ikan sidat spesies Anguilla Japonica mengalami penurunan yg pesat dan menjadikan kelangkaan jenis ikan sidat ini di Jepang. Sehingga negara Jepang mencari solusi pengadaan ikan sidat dengan mengimpor dari negara-negara yg menghasilkan ikan sidat dengan kualitas baik, yg salah satunya ialah Indonesia. Indonesia merupakan satu-satunya penghasil ikan sidat dengan kualitas baik di ASEAN, hal ini sangat menguntungkan lantaran terbatasnya kompetitor eksportir ikan sidat.
Budidaya ikan sidat sanggup dikatidakan praktis dalam perawatannya dibanding budidaya ikan lain ibarat gurame yg praktis terjangkit penyakit atau mati ketika dipindahkan ke bak lain. Hal yg paling urgent diperhatikan ketika akan budidaya sidat ialah keterseiaan air sehingga sirkulasi air harus berjalan dengan baik. Sebelum melaksanakan budidaya ikan sidat akan lebih baik mengenal karakteristik dari ikan sidat termasuk kualitas air yg menjadi parameter urgent untuk keberhasilan budidaya ikan sidat.
Budidaya ikan sidat sanggup dikatidakan praktis dalam perawatannya dibanding budidaya ikan lain ibarat gurame yg praktis terjangkit penyakit atau mati ketika dipindahkan ke bak lain. Hal yg paling urgent diperhatikan ketika akan budidaya sidat ialah keterseiaan air sehingga sirkulasi air harus berjalan dengan baik. Sebelum melaksanakan budidaya ikan sidat akan lebih baik mengenal karakteristik dari ikan sidat termasuk kualitas air yg menjadi parameter urgent untuk keberhasilan budidaya ikan sidat.
Di dalam budidaya ikan sidat glass eel (benih sidat) yg mempunyai ukuran panjang berkisar 5-7 cm dan berat 0,17-0,21 gram diperoleh dari muara sungai dengan cara ditangkap. Ikan sidat mempunyai kepekaan terhadap lingkungannya, yaitu kandungan oksigen terlarut yg paling maksimal sekitar 7-10 ppm dan apabila kandungan oksigen terlarut dibawah 7 ppm sanggup mengakibatkan ikan menjadi stres. Air yg dipakai bersuhu 26-28 °C dan mempunyai pH netral sekitar 7-8 serta kandungan amoniak maksimal 0,1 ppm.
Langkah-langkah budidaya ikan sidat yg perlu diperhatikan ada tiga tahap yaitu pendederan 1, pendederan 2, dan tahap pembesaran. Hal yg urgent ketika budidaya ikan sidat yaitu perawatan ikan sidat dengan memperlihatkan pakan yg teratur secara rutin dan memperhatikan sirkulasi air daerah pemeliharaan ikan sidat.
Langkah-langkah budidaya ikan sidat yg perlu diperhatikan ada tiga tahap yaitu pendederan 1, pendederan 2, dan tahap pembesaran. Hal yg urgent ketika budidaya ikan sidat yaitu perawatan ikan sidat dengan memperlihatkan pakan yg teratur secara rutin dan memperhatikan sirkulasi air daerah pemeliharaan ikan sidat.
- Tahap pendederan 1 : proses dimana dilakukan pembiasaan glass eel terhadap lingkungan baru. Jumlah kepadatan yg ditebar masing-masing daerah pemeliharaan 6 ekor per 1 liter air. Sebelum dilakukan penebaran glass eel iaklimatisasi dengan cara menempatkan plastic packing biar mengapung iatas air di lokasi meia pemeliharaan. Tahap ini dilakukan pembesaran glass eel hingga menjadi elver.
- Tahap pendederan 2 : proses pembesaran elver menjadi fingerling dengan berat 10 gram per ekor
- Tahap pembesaran : proses pembesaran hingga ikan sidat siap dipanen dengan berat lebih dari 200 gram per ekor.
Jenis ikan sidat di Indonesia yg keterseiaannya melimpah yaitu Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor. Jenis Anguilla bicolor inilah yg paling banyak diekspor untuk negara terutama Jepang. Penjualan sidat untuk pasar ekspor berkisar 400 – 500 ribu rupiah per kilogram.
Sedangkan untuk pasar domestik hanya berkisar 120 – 150 ribu rupiah per kilogram. Hal ini sangat menguntungkan apabila perkembangan produksi ikan sidat di Indonesia ditingkatkan dengan penjualan di pasar ekspor. Negara yg paling banyak mengimpor ikan sidat dari Indonesia yaitu negara Jepang dan Korea, lantaran sidat merupakan lauk favorit di kedua negara tsb.
Tidak hanya di Jepang dan Korea, undangan ikan sidat juga dari beberapa negara di Amerika dan Eropa. Oleh alasannya ialah itu, peluang yg dimiliki Indonesia untuk budidaya ikan sidat sungguh besar namun saygnya belum ada rekayasa teknologi yg bisa mengembangbiakkan sidat sehingga benih sidat masih diperoleh secara alami dengan penangkapan di muara sungai.
Sumber http://www.budidayaikan99.com/
Komentar
Posting Komentar