Archer fish atau ikan pemanah (Toxotes microlepis) ialah ikan yg mempunyai kemampuan luar biasa dalam mendapat makanannya. Julukannya ninja bawah air. Ia akan menembakkan air dari mulutnya ke buruannya itu, dari dalam air.
Tembakkan yg cukup tajam dan kuat tsb, akan menjatuhkan mangsanya yg berada di dedaunan atau ranting-ranting pohon yg menjorok ke air. Meski demikian, terkadang ikan yg disebut dengan ikan sumpit ini membutuhkan dua hingga tiga kali tembakkan untuk melumpuhkan buruannya itu.
Kemampuan mengagumkan ninja bawah air ini ternyata menarik perhatian tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Mereka menilik bagaimana prosedur hidrodinamika pada sikap ikan pemanah itu. Hasilnya? Tim berhasil merinci perilakunya sebagaimana dipublikasikan di Journal of Experimental Biology, edisi 2017.
“Tidak menyerupai hiu misalnya, yg melompat ke permukaan dengan penuh tenaga dan menangkap mangsanya. Ikan pemanah justru bergerak perlahan ke permukaan air,” kata Alexander Techet, asosiasi teknik mesin di MIT, dalam keterangannya sebagaimana dilansir dari Phys.org, 19 April 2017. “Kekuatan tembakkan diciptidakan dari permukaan air. Ini berbeda dengan sikap ikan lainnya.”
Techet menjelaskan, memahami bagaimana ikan pemanah ini mendorong dirinya ke permukaan sanggup membantu kita mendesain kendaraan bawah laut. “Hasil studi ini sanggup membantu kita menciptakan teori baru, untuk menghubungkan biologi dengan mekanik.”
Lompatan
Para peneliti pun menentukan 10 ikan pemanah untuk dilatih, yg ditempatkan di tangki dipenuhi 55 galon air payau. Untuk melatih ikan-ikan tsb, mereka menggantungkan umpan berupa udang di atas permukaan air. Pelatihan yg dilakukan selama sebulan itu berhasil menyelekesi lima ikan unggulan yg berpotensi melaksanakan lompatan lebih tinggi.Kemuian, lima ikan terebut ditempatkan di tangki khusus dengan desain khusus. Tangki itu berisi 10 galon air dicampur poliamida, yg menjadikan air terlihat keruh alasannya yakni dipenuhi partikel-partikel kecil kasat mata. Techet dan rekan-rekannya juga memasang laser dan cahaya inframerah di bawah tangki. Semua proses itu dinamakan teknik Particle Image Velocimetry (PIV).
Sebuah kamera berkecepatan tinggi ditempatkan di depan tangki untuk menangkap gerakkan partikel di air dari kegiatan ikan. “Dari kamera itu, kami sanggup melacak gerakkan partikel-partikel di tangki dan mendapat vektor kecepatannya,” terang Techet. Dari situ, para peneliti berhasil mendapat citra mengenai daya dorong dan energi lompatan yg dihasilkan dari ikan pemanah.
Tim menganalisis kecepatan dan arah partikel dari hasil gerakan badan setiap ikan. Hasilnya, ada tiga fase umum dalam sikap melompat ikan pemanah. Tahap pertama, ikan berada di bawah permukaan air dengan mulutnya, persis mengarah ke pemangsa.
Kemuian, dia mengepakkan sirip dada dan sirip ekornya. Tahap kedua, ikan siap mendorong tubuhnya keluar permukaan air dengan pinjaman gerakkan sirip dada dan panggul, bersamaan menggerakkan ekornya ke kiri dan ke kanan dengan kuat. Tahap terakhir, ikan melompat keluar dari permukaan air hingga mengenai umpan.
Para peneliti menyimpulkan, semakin tinggi umpan yg digantung di atas permukaan air, semakin cepat ikan menggerakkan sirip dan ekornya. Energi yg dihasilkan pun semakin besar. Hebatnya, ikan-ikan tsb bisa melompat hingga ketinggian 60 sentimeter dan mengasilkan kecepatan maksimum berkisar 0,6 hingga 1,7 meter per detik.
Selanjutnya, para peneliti berencana akan mempelajari sikap melompat ikan tsb dari perspektif tiga dimensi dengan memasang kamera lebih banyak lagi. Pada penelitian ini, yg memakai satu kamera, hanya menunjukkan tampilan dua dimensi saja.
Techet menduga, dengan citra yg lebih komprehensif, mereka akan menemukan bahwa, tidak hanya faktor ekor saja yg berperan. “Tapi juga, sirip lainnya sangat kuat dalam menstabilkan dan mendorong ikan keluar dari air.”
Ikan pemanah, secara umum, sanggup ditemukan di habitat mangrove, muara sungai, hulu air payau dan air tawar di seluruh Asia Tenggara, terutama Indonesia. Mereka umumnya memakan serangga menyerupai lebah, capung, laba-laba, lalat dan serangga kecil lainnya. Sumber http://www.budidayaikan99.com/

Komentar
Posting Komentar