Jual Waring Ikan - Budidaya Kepiting Bakau Menjadi Gampang Dengan Cara Ini!!!


Konsumsi kepiting bakau dunia cukup besar, terutama di negara Amerika Serikat. Hal tsb memperlihatkan peluang perjuangan yg cukup besar untuk produksi kepiting bakau. Oleh alasannya hasil penangkapan akan kepiting bakau tidak sanggup diprediksi, maka adanya teknik budidaya kepiting bakau akan memperlihatkan cita-cita tinggi untuk laba besar yg akan diperoleh.

Dalam perjuangan budidaya kepiting bakau terdapat beberapa proses yg sanggup dilakukan.

Pengadaan Benih

Dalam proses ini, perlu dipersiapkan calon induk yg baik dengan ciri sbb :
  1. Induk sehat dengan adanya reaksi gerak cepat aktif dari mata dan kakinya
  2. Induk tidak cacat
  3. Induk matang gonad dan mempunyai lebar karapas 9 – 10 cm lebih untuk kepiting betina serta 11 cm lebih untuk kepiting jantan
  4. Induk mempunyai berat 185 – 250 gram
  5. Induk tidak terjangkit jamur atau bercak berwarna coklat hitam di permukaan kulitnya
Kemuian perlu dipersiapkan wadah atau kolam pembenihan yg harus dicuci dan dikeringkan selama 2 – 3 hari. Pemeliharaan induk dalam kolam harus diadaptasi dengan keadaan lingkungan biologis alaminya sehingga harus ditambahkan substrat pasir setebal ±15 cm pada dasar bak. Kedalaman air dalam kolam 10 – 20 cm dan dilengkapi aerasi dengan jumlah 1 buah per m².
Dalam mempercepat kematangan gonad, pembudidaya biasanya melaksanakan ablasi mata yaitu pemotongan satu tangkai bola mata. Pada tangkai mata kepiting terdapat organ yg menghambat perkembangan ovary sehingga tujuan dari dilakukannya ablasi mata adalah untuk mempercepat kematangan gonad untuk kepiting bakau betina.
Sebelum ditebarkan, induk iaklimatisasi terlebih dahulu agar tidak stress. Padat penebaran sebaiknya 2 – 3 ekor dengan perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 2. Setelah ditebar, dukungan pakan terhadap indukan dilakukan dengan rutin pagi dan sore atau malam hari dengan takaran 15% dari berat tubuh per hari dan 5% dari berat tubuh per hari menjelang pemijahan. Selain dukungan makan harus dilakukan penyiponan rutin agar kebersihan dan kualitas air tetap dalam keadaan baik.

Penetasan Telur

Seekor induk kepiting sanggup menghasilkan telur 1 – 2 juta pada ukuran lebar karapas 10 cm – 12 cm dengan derajat penetasan berkisar 95% – 98%. Kepiting yg memijah ditandai dengan menempelnya massa telur pada bab abdomen. Setelah memijah, telur akan dierami selama 10 – 12 hari dengan keadaan salinitas 31-32 ppt dan suhu 26,5°C – 29,5°C. Selama pengeraman, induk akan diletidakkan pada kolam fiber glass berukuran 1 cm x 0,5 cm x 0,5 cm dengan padat tebar induk 1 ekor per bak. Pada dikala pengeraman telur, aerasi selalu diperhatikan dan sirkulasi air dihentikan berhenti (24 jam non stop). Setelah telur berwarna coklat kehitaman atau berumur 7- 8 hari dikala dierami, induk ke dalam kolam penetasan.
Penetasan telur kepiting dilakukan dalam kolam fiber glass berbentuk kerucut dengan volume 300 – 500 liter. Air bahari yg dipakai harus bersalinitas 32 – 35 ppt dengan suhu 29°C – 30°C. Apabila telur diserang oleh jamur sanggup dilakukan perendaman dengan penambahan larutan formalin 10 ppm selama 24 jam untuk membersihkan jamur tsb.

Pemeliharaan Larva

Setelah telur kepiting menetas menjadi zoea (larva kepiting), zoea dipindahkan ke kolam pemeliharaan yg terbuat dari fiber glass atau beton. Padat penebaran zoea sebaiknya antara 10 – 30 ekor per liter air. Selama pemeliharaan zoea air yg dipakai adalah air bahari yg bersalinitas 31 – 33 ppt. Pada masa larva, zoea mengonsumsi pakan alami menyerupai rotifer, artemia, udang kecil dan lain – lain yg diadaptasi dengan staia larva.
Kualitas air meia pemeliharaan larva harus diperhatikan dengan baik untuk meningkatkan kelulushidupan larva. Pada staia zoea 1 pH air dipertahankan 9,2% dengan menambahan NaOH. Pada masa staia zoea 1-2 tidak dilakukan pergantian air alasannya larva sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Pergantian air sanggup dilakukan sebanyak 25% sehabis menginjak masa zoea 3. Kemuian ditingkatkan menjadi 30% pada staia zoea 4 dan staia megalopa.

Panen Benih

Larva fase megalopa yg sudah berubah menjadi kepiting muda, dilakukan pemanenan dengan memakai saringan dan serok atau seser yg selanjutnya siap dipindahkan ke tempat pembesaran. Umur kepiting muda yg sanggup dipanen yaitu berkisar 30 – 40 hari pemeliharaan. Ukuran kepiting muda yg dipanen mempunyai lebar karapas antara 2 – 4 mm dan panjang 2- 3 mm. Cara panen kepiting muda dilakukan dengan mengurangi air meia pemeliharaan melalui saringan sampai ketinggian air 10 cm yg selanjutnya benih iambil memakai serok atau seser.

Pembesaran

Pembesaran kepiting bakau sanggup dilakukan dengan sistem tambak yg dilakukan di daerah perairan payau. Penebaran benih dilakukan dengan kepadatan 20.000 ekor per ha yg mempunyai lebar karapas 2 – 3 cm dengan berat 40 – 80 gram. Agar benih tidak stress, penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan suhu air berkisar 27°C – 28°C, salinitas 10 – 15 promil, pH 6,5 – 8,5, dan oksigen terlarut sekitas 5,5 ppm.
Selama pembesaran, kepiting sanggup diberi pakan yaitu ikan rucah, daging kerang, dan hancuran daging siput. Jumlah pakan yg diberikan diadaptasi dengan jumlah kebutuhan. Pembesaran ikan dilakukan selama 4 – 6 bulan, tergantung ukuran benih dan laju tumbuh kembang kepiting tsb. Setelah itu sanggup dilakukan pemanenan dengan kriteria ukuran yg berlaku di pasaran.
Sumber http://www.budidayaikan99.com/

Komentar